Penyuluhan dalam gedung Puskesmas Sei Langkai

Pada hari Selasa, 11 Juni 2024 dilakukan penyuluhan tentang diare pada anak di ruang tunggu Puskesmas Sei Langkai oleh dr Cindy.

Diare adalah suatu kondisi ketika frekuensi buang air besar (BAB) meningkat hingga tiga kali sehari atau lebih dengan feses bertekstur cair atau encer. Ini adalah kondisi yang umum dialami oleh berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak. Penyebab diare pada anak dapat bermacam-macam, mulai dari keracunan makanan hingga efek samping obat-obatan.

Penyebab Diare pada Anak
 Diare pada anak umumnya terjadi karena infeksi kuman yang menyebar ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Anak rentan terserang kuman apabila daya tahan tubuhnya rendah, misalnya karena kekurangan asupan ASI eksklusif hingga usianya enam bulan.

Di samping itu, diare yang terjadi pada anak juga dapat disebabkan oleh keracunan makanan, alergi, gangguan penyerapan makanan, efek samping obat-obatan, hingga faktor perilaku dan lingkungan, seperti sanitasi yang buruk.

Gejala Diare pada Anak
 Selain meningkatnya frekuensi BAB, beberapa gejala lain yang biasanya menyertai diare pada anak adalah sebagai berikut:

Perut kembung.

Mual dan muntah.

Demam.

Nafsu makan menurun.

Tubuh lemas dan tidak aktif seperti biasanya.

Nyeri perut dan kram.

Kemudian, ketika mengalami diare, tubuh si kecil akan kehilangan cairan dan elektrolit lebih cepat dikarenakan saluran cerna kesulitan menyerap air dan meningkatnya cairan yang keluar bersama feses. Itulah sebabnya, diare yang tidak segera diatasi dapat memicu kondisi dehidrasi.

Perlu diketahui, anak-anak lebih rentan terkena dehidrasi saat diare dibandingkan dengan orang dewasa. Adapun beberapa gejala dehidrasi pada anak saat diare adalah sebagai berikut:

Kehausan atau enggan minum sama sekali.

Tubuh terasa dingin saat disentuh.

Mudah mengantuk dan lemas.

Bibir kering.

Mata cekung.

Jumlah urine sedikit.

Warna urine menjadi lebih pekat atau kecokelatan.

Tidak keluar air mata saat menangis atau hanya keluar sedikit.

Cara Mencegah Diare pada Anak
 Kasus diare yang menyerang anak-anak di Indonesia masih cukup tinggi. Jadi, sebagai langkah atau upaya pencegahan diare pada anak, berikut adalah beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:

Mengajarkan anak agar terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah memegang benda kotor, dan setelah buang air kecil atau air besar.

Pemberian vaksin rotavirus untuk anak sebanyak 3 dosis pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Memastikan makanan dan cairan yang dikonsumsi anak sudah matang dan terjaga kebersihannya.

Mencukupi kebutuhan ASI eksklusif pada anak, setidaknya hingga berusia dua tahun agar daya tahan tubuhnya kuat.

Memberikan makanan sehat dengan gizi seimbang serta bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaannya.

Anjuran Makan untuk Anak dengan Diare 
 

Pemberian makanan pada anak yang dianjurkan ketika anak sedang mengalami diare adalah sebagai berikut:

Apabila anak masih mengonsumsi ASI, berikan ASI lebih sering dan lebih lama pada pagi, siang, dan malam.

Apabila anak sudah mendapatkan susu selain ASI, ibu bisa mengurangi pemberian susu lain dan meningkatkan asupan ASI pada si kecil. Ibu dapat memberikan bubur nasi dan tempe sebagai pengganti susu formula.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *